Jumat, 22 Oktober 2010

kisah sang nakhoda

Sebuah kapal kecil ditumpangi seorang nakhoda dengan tiga orang anak buah kapal memutuskan suatu tekad untuk mengarungi samudera kehidupan yang maha luas. Perjalanan yang sangat ngeri untuk dibayangkan dilalui dengan penuh kepasrahan. Angin. badai, gelombang tak henti menerjang. Kesulitan-kesulitan selalu menghadang. Nakhoda dan para abk tetap bertahan dengan satu keyakinan bahwa dibalik kesukaran pasti ada kemudahan. Dengan peralatan yang serba sederhana sang nang nakhoda dan abknya menggunakan seluruh kemampuan yang ada pada dirinya dengan tidak pernah lupa berserah diri kepada Allah.
Seringkali kapal terhenti karena kehabisan bahan bakar dan kapalpun harus didayung dengan menggunakan sekeping papan yang mereka temukan di tengah laut samudera Kapal-kapal besar dan megah sering kali mendahuli mereka tanpa memberikan kepedulian atas kapal mereka yang sering hampir tenggelam, Meskipun begitu bila malam telah tiba, sang nakhoda dan para abknya selalu dapat tidur dengan tenang dan nyenyak. Mereka selalu bersama dan tidak mengkhawatirkan hari esok apa yang akan terjadi. Mereka berkeyakinan bahwa mereka telah berusaha dengan segala ikhtiar dan mencurahkan seluruh kemampuan yang ada, mereka pasrah atas ketentuan yang Allah takdirkan kepada mereka.
Kapalpun terus dijalankan tanpa henti. Dengan satu keyakinan, sejauh bagaimanpun kalau di jalani pasti akan sampai ketujuan. Keyakinanan ini yang selalu membuat mereka tegar!!! mereka selalu yakin, ikhlas dan ridho atas kehendak Sang Pencipta yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana. Maha Kaya dan Maha Mengetahui. Pasti telah memilihkan yang terbaik untuk mereka saat ini dan pasti Dia yang Maha Mendengar selalu mendengarkan pinta yang selalu mereka panjatkan lewat do`a dan diiringi dengan berusaha sekuat tenaga. Sebagaimana kata orang bijak semua kejadian pasti ada hikmahnya dan kita harus selalu berprasangka baik kepada Sang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Seringkali para nakhoda kapal besar dan mewah menghampiri kapal kecil ini hanya untuk sekedar berbasa-basi menanyakan bagaimana keadaannya. Sang nakhoda dan tiga abknya selalu menjawab dengan senyum yang ramah tanpa pernah menampakan kedukaan dan kemalangan yang meliputi perjalanan hidup mereka selama ini dan mereka selalu menjawab dengan kalimat Alhamdulillah. Sehingga salah seorang nakhoda kapal yang besar dan mewah itu mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat nakhoda dan abk ini bersedih dan berduka cita. Sang nakhoda dan ketiga abknya dengan perasaan yang ikhlas sambil tersenyum menjawabnya dengan perkataan, alhamdulillah kami mensyukuri apapun yang Allah berikan kepada kami. sementara dalam hati kecilnya ia berkata kami sendiri belajar dari sikap burung yang setiap hari selalu bersenandung dan tak pernah bisa ditebak apakah dia sedang bernyanyi ataukah sedang menangis???
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahunpun telah berbaganti dari tahun ke tahun. Kapal kecil dengan seorang nakhoda dan tiga abknya semakin jauh berjalan dan tenagapun sudah sangat banyak terkuras. Semangat terkadang seakan hilang melayang dan keputus asaan pun terkadang menerjang di hati sanubari mereka. Namun keyakinan akan keMaha Kuasaan dan keMaha Kasih Sayang Sang Pencipta tertanam kuat di kalbu membuat mereka tetap mampu bertahan dan menumbuhkan semangat baru lagi.
Disaat menghadapi kesulitan sang nakhoda dengan abknya selalu bersedia memberikan pertolongan apabila kapal lain mendatangi dan membutuhkan pertolongan mereka. Hal itu dilakukan dengan satu keyakinan apabila melapangkan urusan orang lain pasti Allah akan melapangkan urusannya
Perjalanan yang penuh misteri ini akhirnya menemukan satu titik terang!!! Nakhoda dan abk sangat bergembira manakala mereka melihat satu titik hitam di kejauhan, yakin itulah daratan yang diidamkan meskipun mungkin masih sangat jauh untuk dijangkau!!!. Nakhoda memberitahukan kepada abknya bahwa saat ini daratan yang dituju sudah mulai kelihatan. Oleh karena itu semuanya harus sabar dan tetap berusaha dengan sekuat tenaga agar bisa mencapai daratan yang diimpikan selama ini.
Seakan tak pernah habis cobaan dan rintangan mendera jalannya perjuangan sang nakhoda beserta abknya bahkan tangan-tangan orang dzolim berusaha menghalangi dan mematahkan semangat mereka namun tidaklah menjadikan patah semangat dalam berusaha mencapai impian dan malah semakin yakin pengorbanan tak akan sia-sia tertanam di sanubari mereka.
Akhirnya perahupunpun mencapai daratan yang diidamkan. Mereka tapakkan kaki ke tanah yang subur dengan penuh keharuan  serta sujud syukur kehaderat Illahi Rooby yang Maha Perkasa yang telah memberikan mereka kekuatan dan pertolongan.
Kini mereka mulai menata kehidupan baru yang penuh dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik  dari kehidupan kemaren. Pengalaman sang nakhoda beserta 3 abknya yang mengarungi lautan kehidupan yang maha luas yang sangat menggetarkan sanubari yang mereka lewati penuh rintangan di atas sebuah kapal kecil telah menanamkan satu tekad bahwa mereka akan selalu setia bersama selamanya baik suka maupun duka.
Semoga niat dan ikhtiar mereka mendapatkan keberhasilan serta ridho dari ALLAH SWT.

Sabtu, 09 Oktober 2010

MENULIS SMS DI HAPE

Menggunakan sms untuk berkomunikasi sudah sangat biasa pada masa kini dan dalam menggunakan tata bahasa juga cara penulisan pun banyak digunakan bahasa gaul, tetapi perlu bagi muslim dan muslimah untuk memperhatikan beberapa istilah yang selama ini sering digunakan saat menulis sms. Antara lain:
Tulis Masjid
jangan Mosque (karena mosque = mosquitos / nyamuk)
Tulis Makkah
jangan Mecca (karena mecca = house of wine/ Rumah arak),
Tulis Muhammad saw
jangan Mohd (karena Mohd berarti anjing bermulut besar),
Tulis ALLAH SWT
jangan 4JJI (karena 4JJI = dibaca for Jesus n Judas Iskariot),
Tulis Assalamu'alaikum
Jika hendak menyingkat singkatlah dengan ASSLM dan jangan Ass (karena Ass = pantat atau donkey/keledai),
Mohon ijin kepada Abi Aisya Albanjari, (http://abiaisya.multiply.com) untuk turut serta menyebarkan tata bahasa penulisan saat mengirim sms ini.

Dilupakan Setelah Disanjung-sanjung

Disanjung-sanjung sebenarnya lebih berbahaya daripada dihina. Saat dihina, orang akan berusaha mengevaluasi dirinya dan memperbaiki dirinya serta cenderung ingat sama Allah, sebaliknya saat mendapat sanjungan maka orang yang disanjung cenderung lupa kepada Allah, hatinya jadi sombong, angkuh bahkan bisa semena-mena berbuat dzolim kepada orang lain.
Perlahan tapi pasti sanjungan, pujian, kehormatan akan semakin memudar seiring usia yang sudah memasuki masa tua dan tidak lagi memegang tampuk pimpinan, orang-orang yang selama ini membungkukkan badan memberi hormat, membukakan pintu saat mau keluar masuk, mengangkatkan kursi untuk tempat duduk, silih berganti menengok dirinya bila sedang sakit, menyapa dengan penuh kehangatan, senantiasa memberikan pujian, dan berbagai bentuk penghormatan lainnya akan beralih dengan memberikan penghormatan itu kepada pimpinananya yang baru dan secara perlahan dimakan waktu orang-orang akan melupakan dirinya.
Kerugian materi tak sebanding dengan kerugian dalam jiwa. Kesepian akan merasuki dalam batinnya. Hampir tak ada lagi yang datang menengok, tak ada lagi yang membungkukan badan memberi hormat, tak ada lagi kawan melambaikan tangan menyapa penuh kehangatan. Tak ada lagi orang-orang yang dapat disuruh-suruh. Semua menghindari dirinya. Karena dirinya sekarang sudah tua dan lemah serta tak punya kekuasaan lagi.
Bagi pimpinan yang baik dan suka memperhatikan kesejahteraan bawahannya, kenangan manis akan senantiasa dikenang orang, penghargaan yang tulus dari bekas bawahannya akan abadi diberikan kepadanya, orang-orang selalu menyebut namanya dan merindukan kepemimpinannya. Namun sebaliknya bagi pimpinan yang kurang baik, tidak baik atau malah sangat tidak baik kepada bawahannya maka seiring lepas jabatannya maka lepas juga kehormatan dalam dirinya. Jangankan datang menengok disaat dirawat di rumah sakit, menyebutkan namanya saja orang enggan.
Meminjam kata pepatah, “gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama” Sungguh amatlah rugi manusia apabila dilupakan orang setelah disanjung-sanjung. Dan sungguh ini merupakan musibah di dalam dunia. Na`uzubillahi min dzalik.

Belajar Dari Pohon Pisang

Sebatang pohon pisang semakin hari tumbuh semakin besar sampai pada suatu ketika seseorang datang lalu menebangnya. Keesokan harinya didapati pohon pisang itu bukannya mati tetapi telah tumbuh lagi. Ditebang lagi dan tumbuh lagi. Akhirnya orang tersebut membiarkan pohon pisang itu tumbuh besar dan berbuah. Setelah buahnya masak maka pohon pisang itupun mati.
Cerita tentang pohon pisang di atas yang tidak mau mati sebelum dapat memberikan hasil bisa menjadi satu i`tibar kita dalam menjalani hidup di dunia ini dimana halangan dan rintangan pasti ada seperti halnya kita berjalan pasti pernah terjatuh dan terjerambab namun segera kita bangun lagi dan terus berjalan hingga akhirnya sampai ke tujuan. Sejauh bagaimanapun tujuan kita kalau kita sabar menjalaninya Insya Allah kita akan sampai ke tempat yang kita tuju.
Menjalani kehidupan ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Tetapi harus dilalui dengan segala kesabaran sehingga segala yang kita cita-citakan dapat menjadi kenyataan. Namun harus kita fahami bahwa, sabar bukanlah berarti kita hanya menerima segala sesuatu dengan pasrah dengan berdiam diri saja, hanya berangan-angan tanpa mau bersusah payah. tetapi sabar adalah berusaha dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita untuk mencapai cita-cita. Sabar dalam belajar, sabar dalam berusaha, dan sabar dalam berdo`a. Bilamana hasilnya sesuai dengan keinginan, maka kita harus pandai mensyukurinya dan bilamana hasilnya tidak sesuai dengan keinginan, maka kita pun sabar menerimanya. Tanamkan dalam hati kita untuk selalu bersangka baik kepada Allah, yakinilah bahwa Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kaya lagi Maha Mengetahui telah memilihkan yang terbaik bagi kita untuk saat ini. Dan yakinilah pula bahwa, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Semoga kita selalu beriman kepada Allah SWT. Amiiin Allahumma Amiiin.

Cuma Sebatang Rokok

Sore itu seorang laki-laki dewasa duduk di bawah sebatang pohon yang tumbuh rindang di depan rumahnya sambil menikmati sebatang rokok yang baru saja dinyalakannya. Tiba-tiba dia didatangi oleh seorang anak muda kemudian duduk berhadapan dengannya..
Waktu terus berjalan hingga tak terasa pembicaran keduanya pun terus berlajut yang sesekali diisi dengan nasehat dari sang laki-laki kepada sang pemuda itu. Namun entah serius atau entah mau bercanda sang pemuda menjawab petuah atau nasehat laki-laki dewasa itu sambil tersenyum dia berkata, : “akh nggak apa-apa masuk api neraka nanti kalau sudah selesai balasan atas dosa yang saya perbuat maka saya juga akan masuk sorga walaupun agak belakangan hehehe”.
Laki-laki dewasa tadi tidak marah dengan jawaban yang didengarnya sebab dia memaklumi kalau yang diajaknya berbicara adalah anak yang masih muda yang terkadang menganggap remeh sesuatu padahal sebenarnya bisa berakibat fatal bahkan sangat fatal bagi dirinya. Lalu laki-laki tadi berkata: “coba ulurkan tangan kamu dan buka telapak tangan”. Sang pemuda bertanya: “ untuk apa?”, Laki-laki menjawab : “saya minta kamu menggenggam rokok saya ini satu menit saja”.. Sang pemuda terkejut bercampur heran lalu bertanya : “ rokok yang menyala ini?”, “Ya Cuma satu menit saja”. jawab laki-laki dewasa itu. “Tidak mau” jawab sang pemuda sambil buru-buru menarik kembali tangannya yang sudah diulurkannya kearah laki-laki itu. Sang laki-laki tadi tertawa terkekeh-kekeh sambil berkata :”begini saja kamu tidak berani bagaimana kalau sekujur tubuhmu ditelan api neraka, apa berani???”, Sang pemudapun menyadari kekhilafannya seraya mengucapkan kalimat astagfirullahal adzim. Serta tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada laki-laki dewasa tadi yang telah mau memberikan nasehat berharga bagi dirinya.
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, semoga kita senantiasa diberi kesehatan lahir batin dan dimudahkan Allah dalam segala urusan. Amiin Allahumma Amiin.

Buta Setelah Melihat

Musibah !!! Begitulah menurut orang yang dapat merasakan buta setelah melihat. Tapi tidak demikian bagi orang yang tidak dapat merasakannya. Dia justru merasakan kebebasan dan kesenangan yang selama ini tidak pernah dinikmatinya. Lho… Mengapa bisa begitu???
Seseorang yang dulunya terkenal sebagai preman, penjahat, suka membuat keresahan disana-sini tetapi pada akhirnya dia sadar, bertobat dan suka berbuat kebaikan-kebaikan bahkan menjadi panutan di masyarakat. maka dia bagaikan orang yang mendapat anugerah yang luar biasa, ibarat dapat melihat setelah mengalami kebutaan.
Sebaliknya ada orang yang semula baik, sangat taat beribadah, rendah hati, suka menolong tapi pada akhirnya silau dengan kemilau sinar duniawi, mata hatinya menjadi buta. Tidak lagi menghiraukan halal haram, tega menari-nari di atas penderitaan orang lain. Tertawa terbahak-bahak di atas jerit tangis orang yang dizoliminya. Baginya biarlah orang lain menderita asalkan dirinya bahagia. Na`uzubillahi min zalik!!! Inilah yang dimaksud dengan buta setelah melihat dan ini sungguh suatu musibah bagi dirinya dan bagi orang lain.
Ada orang berkata si fulan itu mantan perampok!!! Dan ada pula yang berkata si fulan yang satunya lagi mantan orang baik.!!! Kalau untuk kita maka yang manakah akan kita pilih???
Kita pasti berharap semoga tidak pernah buta dan tidak akan menjadi buta setelah melihat. Amiin ya robbal `almiin.

Bercermin Pada Buah Tilambung

Seorang pemuda merasa jenuh berada di rumah lalu beranjak ke luar untuk jalan-jalan sambil menikmati udara yang cerah di pagi hari, dia memandangi seorang kakek yang sudah berumur lebih 70 an tahun. Kakek itu nampak sudah lemah kurang tenaga karena memang factor usia menyebabkan dia seperti itu. tatkala membandingkan dirinya sendiri, sang pemuda berkata di dalam hati sanubarinya . yes!!! Aku masih muda!!! Umurku masih panjang!!! Kakek tua yang lemah itu saja masih hidup apalagi aku???. Umurku pasti masih sangat panjang!!! Hehehe… Begitu kata hatinya sambil tersungging secercah senyum di bibirnya
Sang pemuda terus melangkahkan kaki tak tentu arah sehingga tibalah dia pada sebuah kebun kelapa, lalu timbul keinginnannya untuk beristirahat sebentar. Dia pun memperhatikan pohon kelapa yang mana yang aman untuk menjadi tempat berteduh. Dia perhatikan dengan seksama apakah ada buah kelapa yang sudah tua, kalau ada maka dia mencari pohon kelapa lain untuk berteduh di bawahnya. Setelah beberapa lama akhirnya sang pemuda pun menemukan sebatang pohon kelapa yang baru berbuah. Dalam benak sang pemuda berpikiran inilah pohon yang aman untuk dia beristirahat. Karena biasanya buah kelapa yang jatuh hanyalah buah kelapa yang sudah tua dan juga biasanya sudah berwarna kecoklat-coklatan sementara buah kelapa yang disandarinya itu masih kecil-kecil.
Letak pohon kelapa itu tepat ditepi telaga yang airnya nampak kebirua-biruan. Sesekali burung elang menukik ke permukaan air telaga untuk menangkap ikan Sungguh pemandangan yang sangat indah ditambah angin sepoi-sepoi membelai wajah sang pemuda yang asyik menikmati pemandangan. akan tetapi sang pemuda terkejut dan langsung berdiri memperhatikan keadaan sekelilingnya manakala dia mendengar bunyi sesuatu yang jatuh ke air tepat didepannya. Setelah beberapa saaat memperhatikan benda apa yang jatuh ke air telaga tersebut, akhirnya mata sang pemuda pun tertuju pada buah kelapa yang masih sangat muda dan masih hijau. Oh…rupanya tilambung yang jatuh kata sang pemuda. (tilambung adalah sebutan untuk buah kelapa yang masih kecil kurang lebih bentuknya hanyalah sebesar kepalan tangan anak umur 4 tahunan),
Sadarlah sang pemuda ternyata tidak mesti buah kelapa yang sudah tua yang akan jatuh akan tetapi buah kelapa yang masih mudapun juga bisa jatuh seperti yang baru disaksikannya.
Pikiran sang pemuda pun melayang mengenang kakek tua dan membandingkan dirinya yang masih muda serta peristiwa yang baru saja dialaminya. Akankah dia berusia panjang seperti kakek itu??? atau kah akan meninggal dalam keadaan masih muda sebagaimana nasib buah tilambung tadi??? Dia pun juga mencoba mengingat-ngingat akan masa-masa yang telah dilaluinya dan teringatlah dia ternyata dia pernah menyaksikan bayi yang meninggal tatkala masih dalam kandungan perut ibunya, ada bayi yang meninggal saat baru dilahirkan, ada teman sepermainannya yang meninggal saat masih duduk di bangku SD, ada pula orang yang meninggal saat masih muda. seperti dirinya. Dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah lima menit yang akan datang dia masih hidup ataukah azal akan menjemput seketika??? Jawabnya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya pada lima menit yang akan datang bahkan pada detik-detik berikutnya sekalipun!!!
Sang pemuda pun menundukkan kepalanya seraya menetiskan air mata menyesali atas kelengahan dan kesombongannya selama ini. Dia takut kalau azal segera menjemput sedangkan dia belum mempersiapkan bekal yang akan dibawa untuk pulang. Alhamdulillah Allah SWT masih memberikan kesempatan kepadaku untuk hidup dan memberikan hidayahNya lewat peristiwa buah tilambung itu. Diapun pulang dan berjanji hanya akan melakukan sesuatu untuk kebaikan. amiin Allahumma amiin. Semoga dan mohon do`a bagi semua pembaca. Terima kasih.